Mei 30, 2010

Seledri

Apium graveolens L,nama itu tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita.Adalah sayuran daun yang sudah lama dikenal sebagai tumbuhan obat, salah satunya adalah penyakit hipertensi. Yep, SELEDRI(begitulah kita, orang Indonesia menyebutnya). Tanaman ini sudah dikenal sejak sejarah awal Mesir, Yunani dan Romawi, namun ada dokumen lain yang menyebutkan bahwa tumbuhan obat ini digunakan sebagai obat sejak 850 Sebelum Masehi. Pada zaman Romawi kuno, seledri dijadikan karangan bunga dan penghias pusara orang meninggal. SEkitar tahun 1640-an, para ahli botani menyatakan bahwa daun seledri dapat dimanfaatkan sebagai sayuran.Dan baru diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah pada tahun 1942.

Ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan:
1. Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens Kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
2. Seledri tangkai (A. graveolens Kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.
3. Seledri umbi (A. graveolens Kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.


kandungan gizi (per 100 gr):
o kalori sebanyak 20 kalori,
o protein 1 gram
o lemak 0,1 gram
o hidrat arang 4,6 gram
o kalsium 50 mg
o fosfor 40 mg
o besi 1 mg
o Vitamin A 130 SI
o Vitamin B1 0,03 mg
o Vitamin C 11 mg Dan 63% bagian dapat dimakan.
o Daun seledri juga banyak mengandung apiin, di samping substansi diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing.