Mei 29, 2010

Ku Harus Pergi

"Ayank...coba lihat langit disana", katanya padaku sore itu, sekitar seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 mei.

"Ya, kenapa?"kataku sambil menahan sakit di dadaku, menyadari bahwa perpisahan telah di depan mata. ku lirik jam di ponselku,,,sebentar lagi. memang, keberangkatan biasanya ditunda beberapa menit, menunggu penumpang lain yang belum dateng. tapi ini sudah lewat sekitar 15 menit dari jadwal semula, jam 3... seharusnya sudah berangkat sejak tadi jika memang on time. meskipun begitu, arus ku akui, aku senang keberangkatan jadi molor dari jadwal semula,,,karna tentu dengan begitu, aku bisa lebih lama bersamanya di sini, tak peduli kakiku mulai kesemutan karna cukup lama aku berdiri bak manusia tak bernyawa(patung)...ya aku ingin lebih lama...ku terus pandangi wajahnya, tak peduli apa yang dia rasakan,,mungkin nervous, panas dingin,,,begitulah kalau dia bersama seorang gadis. ande saja ku bisa terus ada di sini...huh...sudahlah....

"Apa kamu melihat satu titik di langit?satu saja..."tanyanya padaku. aku menggeleng. memang tak ku temukan, sekalipun awan mendung bergantungan di sana. dia menatapku,,,"Begitulah kita nantinya...tak ada titik di sana yang dapat ku temukan tuk tau dimana kau berada...kau berada jauh dari sini...jauh...sangat jauh" tanpa dia sadari, perkataannya itu membuatku sesak...sakit sekali...dan tanpa ku sadari jua, airmatku telah jatuh...

"Ayank...aku malu menangis di hadapan banyak orang...berhentilah menangis," pintanya padaku tanpa melihatku. ku tarik napas panjang2, berharap dengan cara itu dapat sedikit mengurangi sesak di dadaku...sementara itu dia masih saja berbicara, mencoba mengalihkan semua...tapi dia tak berhasil, bahkan dapat kulihat matanya mulai berkaca-kaca...

"Inget ya...kalau ayank ada apa2 bilang j ma aku, apapun itu..."
"Insyaallah...kalau aku ada rejeki, aku maen kesana...aku akan datang tuk buktikan ke ayank kalau aku bner2 cayank ayank..." Dia diam sejenak, lalu kembali berkata,"Kyaknya udah mau berangkat...pokonya ayank kasih kbar terus ya..." aku hanya diam...

"Knapa?ayank mau ngomong apa?"tanyanya lembut...kalau saja aku punya cukup banyak kekuatan, pasti akan ku katakan semua...apa yang aku rasakan saat ini, bahwa rasanya berat aku harus tinggalkan dia, bukanya aku tak bisa jlani tanpa dia tapi karna memang aku butuh dia...

"Sesak" jawabku akhirnya... dia tersenyum,"Alunk cayank ayank."
"Bebek (begitulah dia biasa memanggilku) cayank ayank" balasku...*************** kemudian ku ayunkan kakiku yang terasa berat menuju bus yang kan membawaku pergi.

oh Tuhan...desahku...
kursi 17...ku jatuhkan pantatku di atas kursi...ku pandangi dia yang masih di luar sana...katanya, dia tak akan beranjak sebelum bus yang ku tumpangi benar-benar pergi....

ku lihat dia sedang ngobrol dengan seseorang ketika bus yang ku tumpangi pelan-pelan menjauh, meninggalkannya, knangan, dan cinta di hatinya..."Bebek cayank ayank,"kataku dalam hati...dan tah knapa, tangisku semakin menjadi ketika ku buka bingkisan yang dia berikannya tadi...sebuah cincin...aku tersenyum...

Hhhhhhh...I'll wait you...
menunggumu datang buktikan janji2 itu...

ku tak bisa bayangkan...hariku setelah hari ini....

I'll survive...
there's only one reason...because....


with love
bebek